Erosi tanah

Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran limpasan), es bergerak atau angin (tejoyuwono notohadiprawiro, 1998: 74). Menurut G. kartasapoetra, dkk (1991: 35), erosi adalah pengikisan atau kelongsoran yang sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan angin dan air, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.

Dua sebab utama terjadinya erosi adalah karena sebab alamiah dan aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena adanya pembentukan tanah dan proses yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Sedangkan erosi karena aktivitas manusia disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah (chay asdak, 1995: 441).

Lebih lanjut tentang terjadinya erosi dikemukakan oleh G.R. foster & L.D. meyer, yaitu menjelaskan bahwa erosi akan meliputi proses-proses:

  1. detachment atau pelepasan partikel-partikel tanah
  2. transportation atau penghanyutan partikel-partikel tanah
  3. deposition atau pengendapan partikel-partikel tanah yang telah dihanyutkan (dalam G. kartasapoetra, dkk, 1991: 41)

Bentuk-bentuk erosi

G. kartasapoetra (1991: 48) menjelaskan bahwa erosi terdiri atas normal erosion (erosi geologi) dan accelerated erosion (erosi yang dipercepat). Dari kedua macam erosi tersebut erosi dipercepat yang perlu diperhatikan. Menurut kartasapoetra (2000), Kirby dan morgan (1980), rahim (2000) dan van zuidam (1978), erosi yang terjadi dapat dibedakan atas dasar kenampakan lahan akibat erosi itu sendiri. Erosi dapat dibedakan menjadi:

a)      erosi percik (splash erosion); terjadi karena terlepasnya butiran tanah oleh tetesan hujan pada awal kejadian hujan.

a)      erosi lembar (sheet erosion); terjadi jika ada genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, sulit dideteksi karena pemindahan butir-butir tanah merata pada seluruh permukaan tanah.

b)      erosi alur (rill erosion); dimulai dengan adanya kkonsentrasi limpasan permukaan, aliran air akan membentuk alur-alur dangkal memanjang pada permukaan tanah (kedalaman <50 cm).

c)      erosi parit atau erosi selokan (gulley erosion); merupakan erosi alur yang telah berkembang membentuk parit berbentuk huruf V dan U (kedalaman 50 – 300 cm) atau telah berkembang menjadi jurang (ravine) (kedalaman > 300 cm).

d)     erosi tebing sungai (stream bank erosion) atau erosi saluran (channel erosion); umumnya terjadi pada tebing-tebing sungai yang stabil.

faktor yang mempengaruhi erosi

pada dasarnya erosi adalah akibat interaksi kerja antara factor iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan dan manusia terhadap lahan yang dinyatakan dalam persamaan deskriptif berikut:

E= f (i, r, v, t, m)

Dimana E adalah erosi, i adalah iklim, r adalah topografi atau relief, v adalah vegetasi, t adalah tanah dan m adalah manusia (sitanala arsyad, 1989: 72).

a. iklim

Di daerah beriklim basah factor yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan disperse hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan kerusakan erosi. Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu. Besarnya curah hujan dapat dimaksudkan untuk satu kali hujan atau masa tertentu seperti perhari, perbulan, permusim atau pertahuan.

Intensitas hujan menyatakan besarnya curah hujan yang jatuh dalam suatu waktu yang singkat yaitu 5, 10, 15, atau 30 menit, yang dinyatakan dalam millimeter per jam atau cm per jam. Intensitas hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Suatu sifat hujan yang penting dalam mempengaruhi erosi adalah energi kinetis hujan tersebut, karena merupakan penyebab pokok dalam penghancuran agregat-agregat tanah. Kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi atau menyebabkan erosi disebut daya erosi atau erosivitas hujan.

b. topografi

Kemiringan lereng dan panjang lereng adalah dua unsure topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Selain memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan dengan demikian memperbesar energi angkut air. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajad atau persen. Kecuraman lereng 100% sama dengan kecuraman 45 o .

c. vegetasi

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah (1) melalui fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, (2) menurunkan kecepatan air larian, (3) menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan (4) mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air (chay asdak, 1995: 452).

d. tanah

Tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Kepekaan erosi tanah yaitu mudah tidaknya tanah tererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah (1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air dan (2) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan (sitanala arsyad, 1989: 96).

e. manusia

Manusialah yang menentukan apakah yang diusahakannya akan rusak dan tidak produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Perbuatan manusia yang mengelola tanahnya dengan cara yang salah telah menyebabkan entensitas erosi semakin meningkat. Misalnya pembukaan hutan, pembukaan areal lain untuk tempat tanaman, perladangan dan sebagainya. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri selagi manusia tidak bersedia untuk mengubah sikap dan tindakannya sebagaimana mestinya, demi mencegah atau menekan laju erosi (wani hadi utomo, 1989: 39).

 

pendugaan / prakiraan erosi

Suatu model parametric untuk memprediksi erosi dari suatu bidang tanah telah dikembangkan oleh wischmeier & smith (1965, 1978) dinamakan the universal soil loss equation (usle). Usle memungkinkan perencana menduga laju rata-rata erosi suatu tanah tertentu pada suatu kecuraman lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam pertanaman dan tindakan pengelolaan (tindakan konservasi tanah) yang mungkin dilakukan atau yang sedang dipergunakan. Persamaan yang dipergunakan mengelompokkan berbagai parameter fisik dan pengelolaan yang mempengaruhi laju erosi ke dalam lima peubah utama yang nilainya untuk setiap tempat dapat dinyatakan secara numeric. Persamaan usle adalah sebagai berikut:

A = R K LS C P

A = banyaknya tanah tererosi dalam ton per hektar pertahun.

R = factor curah hujan dan aliran permukaan, yaitu jumlah satu indeks erosi hujan, yang merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit (I 30).

K = factor erodibilitas tanah yaitu laju eosi per indeks erosi hujan (R) untuk suatu tanah yang didapat dari petak percobaan standar, yaitu petak percobaan yang panjangnya 72,6 kaki (22 m) terletak pada lereng 9% tanpa tanaman.

LS = factor panjang lereng dan kecuraman lereng. Factor panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah dengan suatu panjang lereng tertentu terhadap erosi dari tanah dengan p[anjang lereng 72,6 kaki (22 m) di bawah keadaan yang identik. Sedangkan factor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu tanah kecuraman lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9% di bawah keadaan yang identik.

C = factor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik danpa tanaman.

P = factor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi khusus seperti pengolahan menurut kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam keadaan ynag identik.

a. erosivitas hujan (R)

Erosivitas hujan adalah tenaga pendorong (driving force) yang menyebabkan terkelupas dan terangkutnya partikel-partikel tanah ke tempat yang lebih rendah (chay asdak, 1995: 455). Erosivitas hujan sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir hujan langsung di atas tanah dan sebagian lagi karena aliran air di atas permukaan tanah.

Factor erosivitas hujan dengan intensitas hujan maksimal 30 menit (EI 30). Jumlah dari seluruh hujan dengan spesifikasi tersebut di atas selama satu tahun merupakan erosivitas hujan tahunan.

Pada metode usle prakiraan besarnya erosivitas hujan dalam kurun waktu tahunan. Dalam penelitian ini menggunakan persamaan bols (1978) yang diperoleh dari penelitian data curah hujan bulanan di 47 stasiun penakaran hujan di pulau jawa yang dikumpulkan selama 38 tahun.

EI 30 = 6,119 (Rain) 1,21 (Days) -0,47 (Maxp) 0,53

R = curah hujan rata-rata tahunan (cm)

D = jumlah hari hujan rata-rata tahunan (hari)

M = curah hujan maksimum rata-rata 24 jam per bulan untuk kurun waktu satu tahun (cm) (chay asdak, 1995: 457).

b. erodibilitas tanah (K)

Factor erodibilitas tanah menunjukan resisten partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh adanya energi kinetic air hujan. Meskipun resistensi tersebut di atas akan bergantung pada topografi, kemiringan lereng dan besarnya gangguan oleh manusia. Besarnya erodibilitas atau resistensi tanah juga dibentuk oleh karakteristik tanah seperti; tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi dan kandungan bahan organic (chay asdak, 1995: 459).

Untuk mengetahui besarnya factor erodibilitas (K) dapat juga digunakan table erodibilitas berdasarkan jenis tanah dan bahan induk penyusunnya yang ditetapkan oleh pusat penelitian tanah, bogor (chay asdak, 2002: 364). Berikut ini adalah angka erodibilitas menurut jenis tanah dan bahan induk penyusunnya.

Untuk mengetahui erodibilitas tanah menggunakan table erodibilitas berdasarkan pada jenis tanah yang ada di lapangan. Table erodibilitas berdasarkan jenis tanah sebagai berikut: Table 3. perkiraan besarnya nilai K untuk jenis tanah di daerah tangkapan air jatiluhur, jawa barat (lembaga ekologi, 1979)

Jenis klasifikasi tanah Nilai K rata-rata
Latosol merahLatosol merah kuningLatosol cokelat

Latosol

Regosol

Regosol

Regosol

Gley humic

Gley humic

Gley humic

Lithosol

Grumosol

Hydromorf abu-abu

0,120,260,23

0,31

0,12 – 0,16

0,29

0,31

0,13

0,26

0,20

0,29

0,21

0,20

Sumber: chay asdak, 2002: 365

 

c. kelerengan (Ls)

Factor indeks topografi L dan S, masing-masing mewakili pengaruh panjang dan kemiringan lereng terhadap besarnya erosi. Panjang lereng mengacu pada aliran air permukaan yaitu lokasi berlangsungnya erosi dan kemungkinan terjadinya deposisi sediment. Dalam praktisnya L dan S dihitung sekaligus berupa factor Ls.

Tanah yang mempunyai topografi datar memiliki laju aliran permukaan yang kecil apabila dibandingkan dengan tanah yang mempunyai topografi yang berombak. Kecepatan aliran permukaan tanah yang memiliki kemiringan besar seta tidak tertutup tanah akan semakin cepat dengan daya kikis serta daya penghanyutan yang besar.

Besarnya nilai Ls dapat diperoleh dengan menggunakan table dari goldman (lampiran 2). Besarnya nilai Ls pada table didasarkan pada keadaan panjang dan gradient kemiringan lereng di lapangan (chay asdak, 2002: 371).

d. pengelolaan tanaman (C)

Factor C menunjukan keseluruhan pengaruh dengan vegetasi seresah, keadaan permukaan tanah dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang hilang (erosi). Oleh karenanya besar angka C tidak selalu sama dalam kurun waktu satu tahun.

Secara umum factor C dalam persamaan usle untuk menunjukkan keseluruhan pengaruh lahan terhadap terjadinya erosi. Seperti ditunjukkan pada lampiran 3, menunjukkan beberapa angka C yang diperoleh dari hasil penelitian pusat penelitian tanah bogor di beberapa daerah di jawa.

e. pengelolaan dan konservasi tanah (P)

Pengaruh aktivitas pengelolaan dan konservasi tanah (P) terhadap besarnya erosi dianggap berbeda dari pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas pengelolaan tanaman. Factor P adalah nisbah antara tanah tererosi rata-rata dari lahan yang mendapat perlakuan konservasi tanah tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan yang diolah tanpa tindakan konservasi. Pada lahan pertanian, besar harga factor P menunjukkan jenis aktivitas pengolahan lahan. Nerdasarkan penelitian di pulau jawa besarnya factor P yang telah berhasil ditentukan seperti pada lampiran 4.

Setelah diketahui besar erosi dengan mengunakan persamaan usle tersebut kemudian diklasifikasikan seperti table di bawah ini:

Table 4. klasifikasi tingkat erosi permukaan

kelas Jumlah erosi permukaan (ton/ha/th) keterangan
IIIIII

IV

V

<15>15 – <60>60 – <180

>180 – <480

>480

Sangat ringanRinganSedang

Berat

Sangat berat

Sumber: departemen kehutanan (1998)

Parade Pertama Hari Buruh

Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada 1 Mei dan dikenal dengan sebutan May Day. May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politik hak-hak industrial. Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan menghormati para pekerja. Mereka yaitu Peter McGuire dan Matthew Maguire, pekerja mesin dari Paterson, New Jersey.

 Pada 1881, McGuire pindah ke St Louis dan mulai mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya, didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago. Ide untuk mengorganisasi pekerja menurut bidang mereka kemudian merebak ke seluruh negara. Mereka merencanakan hari libur untuk para pekerja di setiap Senin pertama September di antara hari kemerdekaan dan hari pengucapan syukur.

 Pada 5 September 1882, parade pertama Hari Buruh diadakan di New York dengan 20 ribu peserta. Mereka membawa spanduk bertuliskan, ‘8 Jam Kerja, 8 Jam Istirahat, 8 Jam Rekreasi’. McGuire dan Maguire memainkan peran penting dalam penyelenggaraan parade itu. Di tahun-tahun berikutnya, gagasan itu menyebar dan semua negara bagian merayakannya.

 Banjir Besar di Cina

 Tanggal 5 September 1887, air sungai besar Hwang Hu di Cina mulai meluap. Banjir besar akibat meluapnya sungai ini terus berlangsung hingga satu bulan. Korban jiwa yang jatuh sekitar 900 ribu orang. Beberapa kota, ratusan desa, serta kawasan pertanian yang luas juga hancur akibat banjir tersebut. Sungai Hwang Hu mengalir di bagian timur Cina dan memiliki panjang 5200 kilometer.

 Berakhirnya Perang Rusia-Jepang

 Perang Rusia-Jepang dimulai pada 10 Februari 1904 dan berakhir 5 September 1905. Peperangan itu merupakan konflik paling berdarah yang tumbuh dari persaingan antara ambisi imperialis Rusia dan Jepang di Manchuria serta Korea. Peperangan itu terutama terjadi karena perebutan Kota Port Arthur dan Jazirah Liaodong, ditambah dengan jalur rel dari pelabuhan tersebut ke Harbin.

 Setelah gagal mendapatkan perjanjian yang menguntungkan dengan Rusia, Jepang mengirimkan sebuah ultimatum pada 31 Desember 1903. Jepang juga memutuskan hubungan diplomatik pada 6 Februari dan mulai menyerang dua hari kemudian. Kedua pihak mengeluarkan pernyataan perang pada 10 Februari.

 Perang itu menandai bangkitnya kekuatan Asia menandingi kekuatan Barat yang berkuasa di China saat itu. Kemenangan Jepang membuat kekuatan Barat harus memperhitungkan mereka dalam urusan politik di Asia. Selain itu, kemenangan tersebut memicu kebangkitan nasional di negara-negara Asia lainnya yang sedang terjajah oleh negara Eropa.

 Voyager 1 Diluncurkan

 Voyager 1 ialah pesawat antariksa tanpa awak. Itu merupakan benda buatan manusia yang lokasinya terjauh dari Bumi, dengan jarak 15 miliar kilometer dari Bumi (100 astronomical unit atau 9,3 miliar mil, per 17 Agustus 2006). Pesawat tersebut memasuki heliosheath atau selubung surya setelah melewati gelombang kejut yang membatasi tata surya.

 Saat diluncurkan pada 5 September 1977, tujuan utama Voyager 1 ialah menyelidiki Jupiter dan Saturnus beserta cincin dan bulan kepunyaan kedua planet tersebut. Namun, saat ini pesawat itu sedang menyelidiki heliopause dan medium antarbintang. Awalnya, Voyager 1 merupakan Mariner 11 untuk Program Mariner. Secara kebetulan, teknologi gravitational slingshot yang digunakan cocok dengan susunan planet yang memungkinkan penggunaan gravitasi planet untuk pesawat angkasa luar tersebut.

 Voyager 1 diluncurkan setelah Voyager 2 dan diatur pada jalur yang membuatnya lebih cepat sampai ke Jupiter dan Saturnus.

 Salah Satu Masjid Terbesar di Dunia, Dibangun di Maroko

 Tanggal 5 September 1993, salah satu masjid terbesar di dunia, dibangun di kota Casablanca, Maroko. Bangunan masjid ini menggunakan teknik modern dan menaranya memiliki aliran seni Islam. Bagian utama masjid itu memuat 25 ribu orang dan bagian sekitarnya bisa menampung 75 ribu orang.

 Dinding mesjid ini dihiasi dengan marmer indah yang berpola handasi. Di dalam kompleks masjid ini, dibangun pula sebuah perpustakaan dan sebuah hauzah ilmiah. (IRIB Indonesia)

 

 

 

Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anakanaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh.

Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka. Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh.

Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya. Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?” tanya raja. “Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Puteri Jambon. “Aku mau kain sutra yang berkilaukilau,” kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka.

Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. “Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakakkakaknya tertawa dan mencemoohkannya. “Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi. Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu.

Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya. Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. “Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,”kata seorang diantaranya. “Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!” ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acakacakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampahsampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya. “Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian.

Bisanya hanya mengganggu saja!” Kata Puteri Kuning dengan marah. “Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!” ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. “Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!” kata sang raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. “Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. “Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,” ucapnya lagi.

Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. “Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!” katanya dengan perasaan iri. Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu,” sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. “Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!” kata Puteri Hijau.

Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. “Astaga! Kita harus menguburnya!” seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi. Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakakkakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. “Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!” teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. “Aku ini ayah yang buruk,” katanya.” Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!” Maka ia pun mengirimkan puteriputerinya untuk bersekolah di negeri yang jauh.

Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas. Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. “Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!” kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga- bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.

 

 

 

Para nabi adalah manusia-manusia suci pilihan Allah yang diutus untuk menunjuki dan  membimbing manusia menuju pada puncak kebahagiaan. Mereka memiliki keutamaan, ilmu dan hikmah yang tinggi serta suci dari segala dosa. Hanya di bawah naungan taufik dan bimbingan ilahi, manusia-manusia agung ini menyampaikan risalahnya. Oleh karenanya, mereka senantiasa memohon bantuan dan pertolongan ilahi dan taat serta tunduk di hadapan kebesaran dan kekuatan-Nya.

Di dalam al-Quran ada kisah tentang pengadilan Nabi Daud as terkait dua orang yang mengadu kepadanya. Kisah ini menunjukkan hakikat bahwa para nabi senantiasa membutuhkan bimbingan dan bantuan ilahi. Al-Quran dalam ayat 17 sampai 20 surat Shad, menyanjung Nabi Daud as dengan karakternya yang bagus seperti penghambaan dan pengabdian, ahli taubat, memiliki kekuatan, hikmah dan pengetahuan. Di dalam ayat 21, kisah ini dimulai dengan sebuah pertanyaan yang berbunyi, “Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar?

Di lantai dua kamarnya, Nabi Daud as sedang beribadah memuji Allah dan berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau telah memberikan ilmu dan keutamaan kepadaku dan mengajariku hikmah.” Pada saat itu datanglah dua orang kepadanya dan Daud as terkejut. Kepada Daud kedua orang itu berkata, “Janganlah kamu merasa takut. Kami adalah dua orang yang berperkara. Salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lainnya. Sekarang berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” (QS. Shad:22)

Satunya lagi sambil menunjuk pada yang lainnya berkata, “Hai Daud! Ini adalah saudaraku. Ia memiliki sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Pada saat yang sama, kepada saya ia berkata: “Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.” (QS. Shad: 23)

Menyaksikan ketamakan ini Daud as terheran-heran dan tanpa mencari sebab-sebabnya segera ia berkata, “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu menzalimi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, tapi jumlah mereka sangat sedikit” (QS. Shad: 24)

Kedua orang itu mendengarkan ucapan Daud as lalu pergi. Namun Daud baru memahami apa sebenarnya yang terjadi dan sadar kalau ia gegabah dalam menghakimi dan menyesalinya. Kepada dirinya sendiri ia berkata, “Celakalah aku! Selama ini aku selalu menghakimi dengan adil, tapi kali ini aku gegabah dalam mengadili. Boleh jadi kambing yang satu itu juga milik orang yang memiliki sembilan puluh sembilan kambing itu. Daud as memahami bahwa dengan kejadian ia tengah dihadapkan dengan sebuah ujian. Ia tahu bahwa Allah Yang Maha Pengasih telah memberikan berita gembira bahwa siapa saja yang bertaubat, maka taubatnya akan diterima. Oleh karena itu, ia memohon ampunan kepada Allah dan bersujud seraya berkata, “Ya Allah, dengan ini Engkau telah mendidikku menyadarkan diriku akan ketidakmampuanku di hadapan ilmu-Mu. Ampunilah aku dan jadilah penolongku sebagaimana sebelumnya!”

Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik.

Hai Daud, sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shad: 25-26)

Terkait posisi dan kedudukan Daud as dan putranya Sulaiman as, di dalam al-Quran Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman.” (QS. Naml: 15) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)

 

 

 

Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta pembuat mobil listrik, Dasep Ahmadi untuk terus menyempurnakan mobil karyanya sebelum diproduksi massal pada 2013.

“Saya sudah melakukan ujicoba mobil listrik tersebut. Tidak ada masalah, namun saya meminta Dasep untuk menginventarisir apa saja yang harus disempurnakan,” kata Dahlan, usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Gedung PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Jakarta, Selasa.

Menurut Dahlan, dalam sebulan terakhir ia mengendarai prototipe mobil listrik hasil karya Dasep Ahmadi dengan nama Ahmadi Mesin 5.0.

“Saya ujicoba jalur Jakarta-Bogor-Puncak. Ahmadi sendiri saat Lebaran kemarin mencoba jalur Jakarta-Bandung melalui Puncak, pergi pulang. Sejauh ini tidak ada lagi kendala,” tegasnya.

Jika ujicoba tersebut diukur, maka jarak tempuh mobil listrik yang dibanderol sekitar Rp200 juta ini sudah lebih dari 2.000 kilometer.

Meski demikian, Dahlan meminta Dasep untuk tidak berpuas diri, harus dipastikan bahwa mobil tersebut sangat layak untuk diproduksi massal.

“Kalau semua sudah beres, tidak ada lagi kendala, maka saya akan pesan tiga unit lagi yang merupakan hasil penyempurnaan tersebut,” ujarnya.

Diketahui, saat ini selain mobil listrik hasil karya Dasep Ahmadi dengan nama Ahmadi Mesin 5.0 ini, empat prototipe mobil listrik lainnya sudah selesai, yaitu sekelas Carry, sekelas Avanza, Yaris, dan Ferrari.

Seluruh jenis mobil listrik tersebut “dikeroyok” lima orang putra bangsa yang disebut sebagai “Pendawa Putra Petir”.

Dahlan menambahkan, pengembangan mobil listrik mewah sekelas Ferrari, diakui Dahlan mengalami kendala, terutama pasokan baterai.

Diketahui baterai merupakan komponen utama mobil listrik di mana harganya bisa mencapai 60 persen dari harga mobil listrik.

Ia mengakui, beberapa waktu lalu pasokan baterai yang diimpor dari luar negeri sempat terhambat di pelabuhan oleh Ditjen Bea Cukai.

“Tapi sekarang sudah bisa keluar dari pabean, dan sedang digunakan untuk protipe Ferrari,” ujar Dahlan.

Pemerintah menargetkan mobil listrik bisa diproduksi secara massal dengan “road map” industri  pada 2014.

Untuk menjadi industri skala nasional pada 2014, akan diproduksi 10.000 unit mobil listrik.

“Saat ini, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Perindustrian tengah menggarap peta jalan atau `road map` industri mobil listrik nasional,” kata Menteri Perindustrian M.S Hidayat di Jakarta, Rabu.

Penggarapan industrialisasi mobil listrik, menurut Hidayat, memasuki tahap pengembangan teknologi.

“Para pengembang, yang terdiri atas akademisi, industri, serta badan usaha milik negara sedang mempelajari beberapa desain mobil listrik di sejumlah negara,” ujarnya.

Pengamat otomotif Suhari Sargo berpendapat mobil listrik sulit bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak karena belum memadainya infrastruktur penunjang.

“Dengan kapasitas baterai dan infrastruktur pengisian listrik yang belum tersedia, mobil listrik bisa disejajarkan dengan kelas mobil dalam kota dengan harga di bawah Rp200 juta. Selain itu, pasar mobil di Indonesia masih dikuasai kendaraan berbahan bakar minyak,” katanya.

Meski proyek nasional ini sudah terlihat, tutur Suhari, namun masih ada beberapa kendala yang berpotensi menghambat.

“Selain belum ada rancangan baterai yang mumpuni, harga jual mobil listrik diperkirakan lebih mahal dibanding kendaraan sekelasnya,” ujarnya. (IRIB Indonesia/Antara/PH)

 

 

 

Pengakuan kegagalan Amerika Serikat dalam memimpin dunia merupakan agenda pembicaraan Condoleezza Rice, mantan menlu AS dan John McCain, mantan kandidat pilpres dari kubu Republik di Kongres Nasional Partai Republik. Rice yang di masa pemerintahan George W. Bush pernah menjabat penasehat keamanan nasional dan kemudian diangkat menjadi menlu membicarakan pudarnya posisi Amerika di empat tahun pemerintahan kubu Demokrat.

Rice mengatakan Amerika “sedang meninggalkan gelanggang perdagangan bebas” di bawah Obama. Dia mengemukakan bahwa sementara Amerika telah meratifikasi hanya 3 persetujuan perdagangan dalam beberapa tahun ini – semuanya pada masa pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden George W. Bush – Cina telah menanda-tangani 15 persetujuan perdagangan, dan sedang merundingkan 20 lagi.

Sementara itu, Senator Amerika dari Arizona, John McCain dari partai Republik, mengucapkan pidato yang mengeritik tajam kebijakan luar negeri Obama hari Selasa, di Konvensi Nasional Partai Republik di Tampa, Florida. Ia mengatakan presiden telah berkali-kali gagal mendukung sekutu di seluruh dunia serta lainnya yang telah berusaha menentang tirani dan diktator.

McCain menyebut kegagalan Obama untuk berbuat lebih banyak untuk mendukung para reformis di Iran yang memprotes terpilihnya kembali Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan mengatakan Obama menyebabkan oposisi gagal di Suriah, yang sedang berjuang untuk menggulingkan rejim Bashar al-Assad.

Ia juga mengecam Obama karena membiarkan negara-negara seperti Rusia dan Cina mempunyai pengaruh yang terlalu besar atas kebijakan luar negeri Amerika. McCain mengatakan presiden-presiden Amerika masa lampau selalu mendukung orang-orang yang menentang musuh-musuh Amerika dan mempunyai keberanian untuk mengkonfrontir apa yang disebutnya tirani-tirani yang kejam.

McCain mengatakan, tidak seperti Obama, calon presiden dari partai Republik Mitt Romney menyadari “kalau Amerika tidak memimpin musuh-musuh kita akan memimpin” dan bahwa Romney mempunyai kemampuan untuk memulihkan kedudukan kepemimpinan Amerika di gelanggang dunia.

Romney-Ryan Pun Bergabung Kritik Obama

Presiden Amerika Serikat Barack Obama terus diserang lawan politiknya. Paul D Ryan, anggota Partai Republik, menyatakan bergabung dengan Mitt Romney dalam menangani masalah negara. Dalam Konvensi Nasional Partai Republik di Tampa, Florida, AS, Rabu (29/8), kandidat Wakil Presiden AS yang akan dipasangkan dengan Romney itu, menyerang pemerintahan Obama yang dianggap tidak becus dalam mengatasi masalah ekonomi.

Kita akan memecahkan masalah ekonomi bangsa ini. Kami tidak punya banyak waktu. Tapi kalau kita serius, kita bisa melakukan ini semua,” kata Ryan dalam pidatonya.

Ryan beranggapan jika pemerintahan Obama telah kehabisan ide untuk mengatasi masalah di Negeri Paman Sam. Pernyataan Ryan itu terus menggempur pertahanan Presiden Obama dan kebijakan asing yang diambilnya.

Sementara itu, beberapa pakar menilai ucapan Ryan itu justru akan menjadi bumerang bagi dirinya. Ryan akan dianggap tidak memiliki kredibilitas karena terus menyerang Obama. (IRIB Indonesia/MF)

Evaluasi Kesesuaian Lahan

Evaluasi kesesuian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu (Sitorus, 1998).  Menurut Husein (1981), evaluasi lahan adalah usaha untuk mengelompokkan tanah-tanah tertentu sesuai dengan kebutuhan tanaman.  Kelas kesesuian lahan untuk suatu areal dapat berbeda tergantung dari penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.

Selanjutnya Sitorus (1998) menyatakan bahwa evaluasi lahan pada hakekatnya merupakan proses pendugaan potensi sumber daya lahan untuk berbagai kegunaan dengan cara membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan dengan sifat sumber daya yang ada pada lahan tersebut.  Fungsi kegiatan evaluasi lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan antara kondisi lahan dengan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.

FAO (1976) dalam Djaenuddin dkk (1994) menyatakan bahwa evaluasi lahan dapat dibedakan atas a) pendekatan dua tahap yaitu tahapan pertama berdasarkan evaluasi lahan secara fisik atau bersifat kualitatif kemudian diikuti dengan tahapan kedua berdasarkan analisis ekonomi dan sosial, b) pendekatan paralel dimana evaluasi lahan baik secara fisik maupun ekonomi dilaksanakan secara bersamaan.

Tanah

Menurut Arsyad (1985), tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu (1) sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan (2) sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar, air tanah tersimpan dan tempat unsur-unsur hara dan air ditambahkan.  Kedua fungsi tersebut akan habis atau hilang disebabkan kerusakan tanah.  Hilangnya fungsi pertama dapat diperbaharui dengan mengadakan pemupukan, tetapi hilangnya fungsi kedua tidak mudah diperbaharui.

Iklim

Iklim sangat berpengaruh terhadap usaha pertanian dan kadang-kadang merupakan faktor penghambat utama disamping faktor-faktor lainnya.  Iklim dapat berpengaruh terhadap tanah, tanaman dan terhadap hama dan penyakit tanaman (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).

Sandy (1977) menyatakan bahwa unsur-unsur iklim yang berpengaruh terhadap penggunaan tanah adalah suhu dan curah hujan.  Suhu (tenperatur) sangat ditentukan oleh perbedaan tinggi tempat, sedangkan curah hujan sangat ditentukan oleh intensitas dan distribusinya.

Topografi

Ketinggian di atas permukaan laut, panjang dan derajat kemiringan lereng, posisi bentang lahan mudah diukur dan dinilai sangat penting dalam evaluasi lahan.  Faktor-faktor topografi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kualitas tanah.  Faktor ini berpengaruh berpengaruh terhadap kemungkinan bahaya erosi atau mudah tidaknya diusahakan demikian pula didalam program mekanisme pertanian (Sitorus, 1989).

Vegetasi

Salah satu unsur lahan yang dapat berkembang secara alami atau sebagai hasil dari aktifitas manusia adalah vegetasi baik pada masa lalu atau masa kini.  Vegetasi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui potensi lahan atau kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu melalui adanya tanaman-tanaman sebagai indikator (Sitorus, 1989).

Sosial Ekonomi

Menurut Sitorus (1989), ada 3 masalah utama dalam menggunakan data sosial ekonomi utnuk evaluasi lahan yaitu : (1) pengevaluasian mungkin tidak mengetahui secara tepat nomenklatur dan konsep ekonomi, (2) data ekonomi yang tersedia pada umumnya didasarkan atas kerangka yang berbeda dari informasi-informasi lainnya, (3) faktor-faktor ekonomi yang selalu berubah-ubah.  Dengan alasan-alasan di atas sebagian besar sistem evaluasi lahan mencoba menghindari pertimbangan faktor sosial dalam pengevaluasian lahan.

Metode Pendekatan Dalam Evaluasi Lahan

Ada tiga metode pendekatan yang digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan yaitu dengan pendekatan pembatas, parametrik dan kombinasi pendekatan pembatas dan parametrik.

Pendekatan Pembatas

Pendekatan pembatas adalah suatu cara untuk menyatakan kondisi lahan atau karakteristik lahan pada tingkat kelas, dimana metode inimembagi lahan berdasarkan jumlah dan intensitas pembatas lahan.  Pembatas lahan adalah penyimpangan dari kondisi optimal karakteristik dan kualitas lahan yang memberikan pengaruh buruk untuk berbagai penggunaan lahan (Sys et al., 1991).

Metode ini membagi tingkat pembatas suatu lahan ke dalam empat tingkatan, sebagai berikut :

a.       0 (tanpa pembatas), digolongkan ke dalam S1

b.      1 (pembatas ringan), digolongkan ke dalam S1

c.       2 (pembatas sedang), digolongkan ke dalam S2

d.      3 (pembatas berat), digolongkan ke dalam S3

e.       4 (pembatas sangat berat), digolongkan ke dalam kelas N1 dan N2

Pendekatan Parametrik

Pendekatan parametrik dalam evaluasi kesesuaian lahan adalah pemberian nilai pada tingkat pembatas yang berbeda pada sifat lahan, dalam skala normal diberi nilai maksimum 100 hingga nilai minimum 0.  Nilai 100 diberikan jika sifat lahan optimal untuk tipe penggunaan lahan yang dipertimbangkan (Sys et al., 1991).

Pendekatan parametrik mempunyai berbagai keuntungan yaitu kriteria yang dapat dikuantifikasikan dan dapat dipilih sehingga memungkinkan data yang obyektif; keandalan, kemampuan untuk direproduksikan dan ketepatannya tinggi.  Masalah yang mungkin timbul dalam pendekatan parametrik ialah dalam hal pemilihan sifat, penarikan batas-batas kelas, waktu yang diperlukan untuk mengkuantifikasikan sifat serta kenyataan bahwa masing-masing klasifikasi hanya diperuntukkan bagi penggunaan lahan tertentu (Sitorus, 1998)

 Kombinasi Pendekatan Pembatas dan Parametrik

Kombinasi pendekatan parametrik dan pendekatan pembatas sering digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu.  Penentuan kelas kesesuaiannya dilakukan dengan cara memberi bobot atau harkat berdasarkan nilai kesetaraan tertentu dan menentukan tingkat pembatas lahan yang dicirikan oleh bobot terkecil (Sys et al., 1991).

Kriteria Penilaian Kelas Kesesuain Lahan

Indeks Lahan

atau Iklim

Nilai

Ekivalensi

Tingkat

Pembatas

Kelas Kesesuaian

Lahan

> 75

50 – 75

25 – 50

12 – 25

< 12

100 – 85

85 – 60

60 – 40

40 – 25

< 25

Tidak ada

Ringan

Sedang

Berat

Sangat Berat

S1

S2

S3

N1

N2

Sumber : Sys et al. (1991)

Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.  Klasifikasi kesesuaian lahan merupakan penilaian pengelompokan suatu kawasan tertentu.  Klasifikasi kesesuaian lahan merupakan penilaian dan pengelompokan suatu kawasan tertentu dari lahan dalam hubungannya dengan penggunaan yang dipertimbangkan (FAO, 1976) dalam Sitorus (1998).Struktur dari kesesuaian lahan menurut metode FAO (1976) yang terdiri dari empat kategori yaitu :

(1)   Ordo          :   menunjukkan jenis/macam kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara umum.

(2)   Kelas         :   menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.

(3)   Sub-kelas   :   menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.

(4)   Unit           :   menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang diperlukan dalam pengelolaan di dalam sub-kelas.

Ordo

Tingkat ini menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu.  Oleh karena itu ordo kesesuaian lahan dibagi dua, yaitu :

a.       Ordo S : Sesuai

Lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau dengan sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya.  Keuntungan yang diharapkan dari hasil pemanfaatan lahan ini akan melebihi masukan yang diberikan.

b.      Ordo N : Tidak Sesuai

Lahan yang termasuk ordo ini mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah suatu penggunaan secara lestari.

Kelas

Ada tiga kelas dari ordo tanah yang sesuai dan dua kelas untuk ordo tidak sesuai, yaitu :

Kelas S1  :   Sangat Sesuai

Lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksinya serta tidak akan menaikkan masukan dari apa yang telah biasa diberikan.

Kelas S2  :   Cukup Sesuai

Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari.  Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan sehingga akan meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3  :   Sesuai Marjinal

Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang sangat berat untuk suatu penggunaan yang lestari.  Pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan masukan yang diperlukan.

Kelas N1 :   Tidak Sesuai pada saat ini

Lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tetapi masih mungkin diatasi.

Kelas N2 :   Tidak Sesuai selamanya

Lahan yang mempunyai pembatas yang permanen, mencegah segala kemungkinan penggunaan lahan.

Sub Kelas

Sub kelas kesesuaian lahan menggambatkan jenis faktor pembatas.  Sub kelas ditunjukkan oleh huruf jenis pembatas yang ditempatkan sesudah simbol S2, S3, atau N sedangkan S1 tidak mempunyai sub kelas karena tidak mempunyai faktor pembatas.

Beberapa jenis pembatas yang menentukan sub kelas kesesuaian lahan, yaitu :

a.       Pembatas iklim (c)

b.      Pembatas topografi (t)

c.       Pembatas kebasahan (w)

d.      Pembatas faktor fisik tanah (s)

e.       Pembatas faktor kesuburan tanah (f)

f.       Pembatas salinitas dan alkalinitas (n)